Senin, 23 September 2024

SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT DESA KARANGSARI

SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT DESA KARANGSARI

SEJARAH DAN ADAT ISTIADAT DESA KARANGSARI

Pada Zaman Dahulu Desa ini belum disebut Desa hanya merupakan Hutan atau Grumbul, Dalam Ceritanya di tempat ini kedatangan salah seorang Sakti, Orang tersebut mengajak beberapa Teman untuk membuka Daerah ini untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan pertanian, ternyata daerah ini sangat  Cocok untuk lahan pertanian, karena lahannya sangat subur permukaan tanahnya ada yang Tinggi dan ada yang rendah. Beberapa waktu kemudian dari beberapa keluarga menjadi banyak, dan disitu menjadi kelompok keluarga dan penduduk.

Konon setelah ada sekelompok penduduk di daerah Kebumian ini terdengar sampai Keraton Ngayogyakarta, maka sang Raja memerintahkan pada seorang andahannya untuk meninjau daerah Kebumian ini yang sekarang disebut Kebumen untuk mengecek kebenaran Berita tersebut  ternyata benar bahwa daerah Kebumian banyak dihuni Penduduk.
Orang utusan dari Keraton tersebut bernama “ Ky Panjer Sureng Rono “ pertama kali datang di daerah Panjer dan Daerah tersebut sampai sekarang Terkenal dengan Desa Panjer. Ky Panjer Sureng Rono memerintahkan andahannya untuk meneliti di daerah barat dan sampai ke Desa Karangsari. 
Pendatang / andahan yang diceritakan diatas  di daerah Karangsari di angkat menjadi Kepala Pemerintahan dengan pangkat “AKUWU“ atau yang bubak kawah Desa Karangsari. Dan sampai sekarang nama Karangsari tetap Abadi dan Kelanjutannya di teruskan oleh pengganti-pengganti yang memegang kekuasaan di Desa Kami ( KEPALA DESA ).
Adapun Kepala Desa Mulai dari AKUWU ( Citra Dana ) sebagai penerusnya di Desa Karangsari adalah sebagai berikut :
1.    Mbah Kuwu ( Citra Dana )
2.    Amad Murtama I
3.    Keti Wijaya
4.    Suta Wecana
5.    Tidak disebut Namanya ( Orang Asal Dukuh Sangkeh Trikarso )
6.    Amad Murtama II
7.    Wangsa Tirta ( Makam di Pakuran )
8.    Karta Wijaya  (Makam di Karangpule)
9.    Warso Utomo Sampai Tahun 1964
10.    Mad Nasir Tahun 1964 s/d 1990
11.    Saridjo Hadi Prayitno Tahun 1991  s/d 1999
12.    Paedjan Sugiarto Tahun 1999  s/d 2007
13.    Padmo  Sukemi Tahun 2007  s/d 2013
14.    Sutaryono Tahun 2013 – 2019 .
15.    Sri Sukaryawati Tahun 2019 – 2025

Adat Istiadat Desa Karangsari

Adat Budaya yang berlaku secara turun temurun di Desa Karangsari  Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen, salah satunya adalah :

  1. Mapati ialah upacara syukuran yang diselenggarakan pada saat kehamilan telah berusia empat bulan. Ada tradisi menggambar Tokoh wayang Arjuna pada sebuah Cengkir Gading.
  2. Mitoni adalah upacara syukuran yang diselenggarakan pada saat kehamilan telah berusia tujuh bulan.
  3. Muputi sendiri merupakan sebuah tradisi memotong rambut ketika tali pusar Sang Bayi putus. Muputi juga sering disebut puputan dalam budaya Jawa..

Adapun Tradisi adat Jawa lain yang hingga kini masih berkembang adalah penyelenggaraan tahlilan  tiap hari ke 1 – 7 hari, 40 hari hingga 1000 hari dari hari kematian salah satu anggota keluarga.
Tradisi lain yang masih bertahan di Desa Karangsari adalah Tradisi Suran Desa  atau sedekah bumi menyambut kedatangan bulan Suro, bertempat di Pesarehan atau Paseban Sultan Van Kejawang , cara slametan Bulan Suro yang di lakukan oleh seluruh warga masyarakat desa adalah memotong kambing Jantan untuk di buat becek/gulai untuk di bagikan kepada seluruh warga Desa.

Pelaksanaan biasanya pada hari Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon. Acara ini juga dikenal dengan Sedekah Bumi. Sabanan atau unggah – unggahan adalah Kata unggah-unggahan berasal dari dakta "munggah" yang memiliki arti naik atau masuk, yang dimaksud adalah berakhirnya bulan sya'ban dan masuknya bulan puasa sebagai bulan yang sakral bagi umat muslim.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter