Minggu, 05 Mei 2024

SAFARI SENI TRADISIONAL JAM JANENG SE KECAMTAN SRUWENG

SAFARI SENI TRADISIONAL JAM JANENG SE KECAMTAN SRUWENG

Karangsari (01/01/2024), Pagelaran Safari Seni Tradisional Jam Janeng Se Kecamatan Sruweng yang di selenggarakan di GOR Bei Wangsa Karangsari berlangsung meriah. Kegiatan pelestarian Seni Tradisional khas Kabupaten Kebumen ini dimotori oleh Paguyuban Seni Tradisional Jam Janeng Kebumen (PASTRAJAKEB) menjadi salah satu inisiator terselenggaranya kegiatan Safari Seni Tradisional Jam Janeng di Kecamtan Sruweng.

Maksud dan tujuan kegiatan ini diselenggarakan adalah salah satu wujud pelestarian seni tradisional khas Kabupaten Kebumen yaitu Kesenian Jam Janeng yang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya asli Kabupaten Kebumen oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

PASTRAJAKEB Wilayah Kecamatan Sruweng yang menjadi inisiator terselenggaranya kegiatan ini menggelar pementasan perdana di Desa Karangsari, hal ini didorong agar Seni Tradisional Jam Janeng di Wilayah Kecamatan Sruweng khususnya tetap lestari menjadi salah satu kesenian warisan leluhur yang sudah ada sejak dahulu kala.

Total anggota yang ikut dalam Paguyuban Seni Tradisional Jam Janeng di Wilayah Kecamatan Sruweng ada 8 Desa diantaranya, Karangsari, Tanggeran, Sidoharjo, Karangpule, Karanggedang, Donosari, Kejawang, Penusupan. Harapannya adalah seluruh desa di Kecamatan sruweng ikut serta dalam kegiatan ini supaya pelestarian seni tradisi jam Janeng tetap terjaga dengan baik, sebagai warisan leluhur.

Dalam artikel ini sedikit kami sampaikan pengertian dan sejarah Jam Janeng di Kabupaten Kebume yang bersumber dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen.

Pada awal mulanya kesenian Jamjaneng merupakan kesenian yang dimainkan untuk tujuan dakwah agama Islam dimasa itu. Bermula dari zaman kerajaan Demak pada sekitar abad ke-7 sampai masa sekarang. Karena merupakan kesenian bertujuan dakwah, lagu-lagu Jamjaneng lebih banyak bernafaskan Islam, seperti misalnya Shalawat Nabi. Kesenian Jamjaneng ini merupakan kebudayaan asli Kebumen, tidak seperti budaya Rebana yang merupakan Budaya turunan dari bangsa Arab.

Pada masa sekarang, kesenian Jamjaneng lebih bertujuan untuk melekatkan tali silaturahmi antar masyarakat karena jamjaneng merupakan suatu musik tradisi yang melibatkan banyak pemain. Musik tradisi ini biasa dimainkan saat upacara perkawinan, khitanan, bahkan acara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Pemain dalam kesenian Jamjaneng bervariasi dari berbagai umur, dalam satu group janeng biasanya terdiri dari 15-20 orang 5 orang bertugas menabuh alat musik atau biasa disebut sebagai waranggana, 2 orang sebagai dalang, dan yang lain bertugas menyanyikan syair secara bergantian ataupun secara bersamaan.

Jamjaneng juga tidak melulu dimainkan oleh para kaum laki-laki, perempuan juga dapat memainkan janeng. Banyak orang mengidentikkan Jamjaneng sebagai Kesenian yang hanya dimainkan pada tengah malam atau semalam suntuk, padahal sebenarnya kesenian ini bisa dimainkan kapan saja sesuai dengan acaranya. Bentuk Musik Karena merupakan sarana dakwah Islam, kesenian Jamjaneng lebih menjurus ke syair-syair yang Islami.

Tak semua lagu Jamjaneng merupakan lagu dakwah, dalam kesenian Jamjaneng, lagu dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah lagu wajib, lagu ini merupakan lagu pokok, berisikan puji-pujian kepada Allah SWT, ataupun berisi tentang petuah-petuah hidup yang menyangkut tentang agama Islam. Yang kedua adalah lagu Blederan, lagu Blederan ini lebih bersifat menghibur dan ringan, lagu ini kadang digunakan sebagai penghibur agar tidak mengantuk, kesenian Jamjaneng dimainkan hanya menggunakan perasaan para penabuhnya, tak ada notasi yang mengatur dan mengikat. Hanya menggunakan improvisasi parapemainnya. Tangga nada dalam Kesenian Jamjaneng adalah tangga nada pentatonik. Karakteristik Instrumen Rata-rata alat musik dalam Jamjaneng dimainkan dengan cara dipukul. Kayu yang digunakan untuk membuat instrumen tersebut beraasal dari kayu Glugu (pohon kelapa) dan menggunakan kulit kambing.

Instrumen ini dibuat oleh seorang pembuat khusus. Tokoh-tokoh 1. Sunan Kalijaga, Sunan kalijaga merupakan orang yang pertama kali mempelopori kesenian sebagai sarana media dakwah Agama Islam 2. Syekh Nur Muhammad Tokoh Penemu kesenian Jamjaneng 3.Syekh Zamzani, Merupakan tokoh yang Perintis & Pendiri kesenian Jamjaneng sebagai dakwah agama Islam. Kata janeng sendiri diambil dari kata Zamzani = jamjaneng. 4. Mbah Amir Yusup Tokoh yang mempopulerkan Kesenian jamjaneng di Kab.Kebumen, Beliau juga pengarang lagu janeng yang masih terus di lestarikan sampai hari ini, beliau berasal dari Desa Peniron Kec. Pejagoan Kebumen. Sumber : https://disparbud.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/417/jamjaneng

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Berikut 14 Ruas Jalan yang Tengah Dibangun Pemkab Kebumen
Tahun Ini KIE Ditiadakan, Diganti Expo Keagamaan
Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards

Arsip Berita

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2

Polling 3